Untuk mendapatkan semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dia harus melalui proses sangat panjang. Ia menghabiskan masa remajanya di pondok pesantren yang jauh dari rumahnya selama tiga tahun untuk bisa menjadi penghafal Alquran.
Bernama lengkap Niswatul Khoiroh (24). Mahasiswi Fakultas Ushuludin UIN Walisongo ini merasakan keberkahan Alquran. Dengan wasilah hafalan alquran hingga mendapat gelar Hafizah ini, Niswatul mendapat beasiswa untuk mengenyam masa pendidikannya di UIN Walisongo tersebut
“Saya mendapatkan beasiswa baik dari kampus maupun luar kampus karena hafal Alquran," katanya seperti dilansir Sindonews (22/8)
Gadis ini mengaku tak pernah sekalipun meminta uang pada orangtuanya untuk biaya kuliah. Sejak semester satu hingga akhir membayar kuliah dengan beasiswa yang diperoleh dari keahliannya menghafal Alquran.
Semester awal masuk kuliah, ia dibiayai pengasuh pondoknya, Dr. Mohammad Nasih Al-Hafidz. Selanjutnya, dia mendapat beasiswa dari kampusnya. Dari beasiswa tersebut, gadis yang akrab disapa Niswah ini tidak pusing lagi memikirkan biaya kuliah.
Bahkan, ia bisa menabung untuk membeli sepeda motor. "Alhamdulillah, ini semua berkat barokah Alquran," ujarnya.
Menurut alumni MAN Kunir, Blitar, Jawa Timur ini, untuk mendapatkan semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dia harus melalui proses sangat panjang. Ia menghabiskan masa remajanya di pondok pesantren yang jauh dari rumahnya selama tiga tahun untuk bisa menjadi penghafal Alquran.
Di Pondok Pesantren Mahiyajatul Qura, Kunir, Wonodadi, Blitar, dia digembleng hafalan Alquran 30 juz. Meski harus membagi waktu untuk sekolah Madrasah Tsanawiyah, berkat tekad yang besar dan keyakinan, dia mampu menghafal Alquran dengan baik.
Gadis kelahiran Trenggalek, Jawa Timur ini mengaku setiap hari menghafal paling sedikit satu halaman Alquran.
"Untuk menjaga hafalan saya, hampir setiap saat kalau ada waktu senggang saya membaca Alquran disimak oleh teman-temannya." (Andik Sismanto/Mg2/nvb/Sindonews)
“Saya mendapatkan beasiswa baik dari kampus maupun luar kampus karena hafal Alquran," katanya seperti dilansir Sindonews (22/8)
Gadis ini mengaku tak pernah sekalipun meminta uang pada orangtuanya untuk biaya kuliah. Sejak semester satu hingga akhir membayar kuliah dengan beasiswa yang diperoleh dari keahliannya menghafal Alquran.
Semester awal masuk kuliah, ia dibiayai pengasuh pondoknya, Dr. Mohammad Nasih Al-Hafidz. Selanjutnya, dia mendapat beasiswa dari kampusnya. Dari beasiswa tersebut, gadis yang akrab disapa Niswah ini tidak pusing lagi memikirkan biaya kuliah.
Bahkan, ia bisa menabung untuk membeli sepeda motor. "Alhamdulillah, ini semua berkat barokah Alquran," ujarnya.
Menurut alumni MAN Kunir, Blitar, Jawa Timur ini, untuk mendapatkan semua itu tidak semudah membalikkan telapak tangan. Dia harus melalui proses sangat panjang. Ia menghabiskan masa remajanya di pondok pesantren yang jauh dari rumahnya selama tiga tahun untuk bisa menjadi penghafal Alquran.
Di Pondok Pesantren Mahiyajatul Qura, Kunir, Wonodadi, Blitar, dia digembleng hafalan Alquran 30 juz. Meski harus membagi waktu untuk sekolah Madrasah Tsanawiyah, berkat tekad yang besar dan keyakinan, dia mampu menghafal Alquran dengan baik.
Gadis kelahiran Trenggalek, Jawa Timur ini mengaku setiap hari menghafal paling sedikit satu halaman Alquran.
"Untuk menjaga hafalan saya, hampir setiap saat kalau ada waktu senggang saya membaca Alquran disimak oleh teman-temannya." (Andik Sismanto/Mg2/nvb/Sindonews)
COMMENTS