Tulisanmu - Banyak sudah kosa kata Arab yang diserap dalam bahasa Indonesia. Dari sekian proses penyerapan itu muncul beberapa perubaha...
Tulisanmu - Banyak sudah kosa kata Arab yang diserap dalam bahasa Indonesia. Dari sekian proses penyerapan itu muncul beberapa perubahan makna akibat kesalahpahaman. Qurban yang berasal dari akar kata q-r-b artinya menghampiri, mendekati atau dekat. Kawan dekat disebut sobat karib. Keluarga dekat disebut kerabat. Ibadah udhhiyah atau penyembelihan hewan di waktu dhuha pada 10 Zulhijah kemudian disebut ibadah qurban. Boleh jadi ini terpengaruh tradisi Islam Persia yang masuk ke tanah air. dan menyebut 10 Zulhijah sebagai Ied Qurban. Kita menyebutnya kini dengan idul kurban, idul adha atau hari raya/lebaran haji.
Qurban sendiri artinya lebih luas, yaitu segala sesuatu yang bisa mendekatkan diri kita kepada Allah baik berupa penyembelihan hewan yang mengikuti tradisi Nabi Ibrahim ataupun ibadah lainnya. Pergeseran makna terjadi karena ibadah Qurban identik dengan hewan yang disembelih maka muncul kosa kata baru dalam bahasa Indonesia: korban. Dari mulai korban tabrak lari, sampai seseorang yang merasa dikorbankan hidupnya oleh penguasa. Qurban yang bermakna positif mendekati allah (taqarrub ila Allah) berubah menjadi "korban" yang bermakna negatif lengkap dengan segala penderitaannya.
Perkara mendekati Allah sebetulnya bukan perkara sepele, dan tidak terbatas hanya pada 10 Zulhijah saja. Tapi peristiwa Nabi Ibrahim dengan putranya, Nabi Ismail, menyiratkan satu hal penting bagi penempuh laku spiritual: mengorbankan apa yang kita miliki sebagai jalan mendekati Allah. Mereka yang masih merasa memiliki belum masuk kategori faqir. Mereka yang merasa hebat, belum masuk pada kondisi kehinaan. Mereka yang merasa mampu, belum mengalami situasi ketakberdayaan, dan mereka yang masih mengandalkan kekuatannya belum memahami kelemahan dirinya. Semua ibadah dari mulai berdoa sampai pergi naik haji adalah latihan untuk mengorbankan diri kita sedemikian rupa demi mendekat padaNya. Inilah maqam tertinggi sebagai hamba Allah. Selamanya hamba itu akan patuh pada Tuhannya.
Siapa yang berada pada kondisi faqir (serba kekurangan), hanya berharap akan Allah beri. Siapa yang sudah mengalami penghinaan akan memahami hanya Allah yang mampu memberi kemuliaan. Siapa yang disudutkan kehidupan hingga lumpuh tak berdaya akan tahu makna la hawla wa la quwwata illa billah (tiada daya dan kekuatan kecuali dengan ijin Allah). Siapa yang dijauhi manusia akan sadar bahwa hanya bersama Allah saja dia akan merasa tentram. Siapa yang menyadari kelemahan dirinya akan tahu bahwa pusat kekuatan langit dan bumi itu berada di tangan Allah. Tak ada keajaiban atau kegaiban, yang mereka lihat melulu hanya aib mereka sendiri di depan Kemahasucian Allah. Mereka tak ingin yang lain. Mereka menjadi sebenar-benarnya hamba.
Emha Ainun Najib mengingatkan kita semua "resiko dan konsekuensi" hendak mendekati Allah dengan mengorbankan apa yang kita miliki, seperti Nabi Ibrahim yang diminta menyerahkan sesuatu yang sangat berharga dan amat ia sayangi: Nabi Ismail!
Berikut petikan Syair dari Cak Nun:
Jangan dekat-dekat kepada Tuhan
Nanti engkau dicintai oleh-Nya dan disembunyikan
Mungkin malah ditabiri dengan hijab kehinaan
Diberi pakaian kumuh dan penuh kerendahan
Sehingga dunia mentertawakanmu dan meremehkan
Jangan dekat-dekat kepada Tuhan
Nanti engkau tidak populer dan dikepung salah paham
Kau disangka timur oleh barat, dituduh utara oleh selatan
Kalau berjasa engkau tak memperoleh pujian
Karena Tuhan menyimpan pialamu di lubuk yang dirahasiakan
Jangan dekat-dekat kepada Tuhan
Sebab itu membuatmu berpikir dan menilai ulang
Segala sesuatu yang sudah baku di dalam hidupmu
Untung rugi, rejeki bencana, penting tak penting
Harus kau bongkar dan membangunnya kembali
Jangan dekat-dekat kepada Tuhan
Demi karier duniamu jangan dekat-dekat kepada-Nya
Atau tunggangi dan manfaatkan saja kekuasaan-Nya
Dengan berdoa naik pangkat dan bertambah kaya
Minta kemenangan untuk menguasai harta benda
Jangan dekat-dekat kepada Tuhan
Kau akan mutlak terserap oleh supra-dimensi
Para makhluk tak sanggup menatapmu
Bumi takkan mampu menemukanmu
Sehingga pun dunia tak menghormatimu
Jangan dekat-dekat kepada Tuhan
Sebab tak ada yang melebihi-Nya dalam hal dikhianati
Tapi Ia Maha Sabar dari zaman ke zaman diingkari
Kuatkah engkau berada di maqam itu
Terus menerus didera khianat dan ingkar oleh sesamamu
Jangan dekat-dekat kepada Tuhan
Sebab ia menciptakanmu tanpa kepentingan
Ia mengasuhmu tanpa meminta imbalan
Sedangkan hidupmu adalah kepentingan
Dan setiap langkahmu mendambakan imbalan
Jangan dekat-dekat kepada Tuhan
Kecuali kau tangguh memanggul ujian
Jika dunia yang kau genggam dan kau eman-eman
Direbut oleh-Nya, dibanting, dicampakkan, disirnakan
Apakah engkau rela, atau merasa itu derita
Jangan dekat-dekat kepada Tuhan
Kecuali engkau ridha kehilangan dunia
Kecuali engkau ikhlas kehilangan dirimu sendiri
Hilang dari yang dinamakan kehidupan
Dirimu sendiri hilang dari dirimu sendiri
----
Kawan,
itulah inti dari Qurban. Mendekati Allah sepenuh hati dan bersedia menerima semua resiko dan konsekuensinya. Jalan menuju Allah ini memang jalan yang lurus tapi dalam perjalanan itu Allah akan menanggalkan satu persatu semua yang bisa menghalangi kita untuk fokus padaNya. Pengorbanan diri untuk ber-Qurban.
God, I said I'd give you everything that I have
But who thought you'd take it all?
#kontrakhidup
Al faqir wal haqir,
Prof. H. Nadirsyah Hosen, Ph.D
COMMENTS