Berdasarkan data astronomis, pada hari Sabtu, 4 April 2015 akan terjadi gerhana bulan total. Lalu bagaimana kita sebagai umat Islam me...
Berdasarkan data astronomis, pada
hari Sabtu, 4 April 2015 akan terjadi gerhana bulan total. Lalu bagaimana kita sebagai umat Islam menyikapi fenomena
alam ini?. Dalam sebuah hadist, Rasulullah shollallahu ‘alaihi wassalam bersabda,
”Sesungguhnya matahari dan rembulan
adalah dua tanda-tanda kekuasaan Allah, maka apabila kalian melihat gerhana,
maka berdo’alah kepada Allah, lalu sholatlah sehingga hilang dari kalian gelap,
dan bersedekahlah.” (HR Bukhari-Muslim)
Lantas, bagaimana tatacara sholat
gerhana itu ?
Sayyidatuna A’isyah ra bercerita:
“Gerhana matahari pernah terjadi di masa
Rasululloh SAW kemudian beliau sholat bersama para sahabat. Beliau pun berdiri
dengan lama, ruku’ dengan lama, berdiri lagi dengan lama namun lebih pendek
dari yang pertama, lalu ruku’ dengan lama namun lebih pendek dari yang pertama,
lalu mengangkat kepala dan bersujud, dan melakukan sholat yang terakhir seperti
itu, kemudian selesai dan matahari pun sudah muncul.” (HR Bukhari, Muslim,
Nasa’i, Ahmad, Abu Daud, At-Tirmidzi, dan Ibnu Majah)
Para ulama sepakat bahwa sholat
gerhana matahari dan bulan adalah sunnah dan dilakukan secara berjamaah.
Berdasarkan redaksi hadits yang pertama di atas penamaan gerhana matahari dan
bulan berbeda, sholat khusuf untuk gerhana bulan dan sholat kusuf untuk gerhana
matahari.
Tata cara pelaksanaan shalat
gerhana sebagai berikut:
- Berniat sholat gerhana
- Takbiratul ihram
- Membaca do’a istiftah dan berta’awudz, kemudian membaca surat Al Fatihah dan membaca surat
- Kemudian ruku’
- Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal)
- Setelah i’tidal ini tidak langsung sujud, namun dilanjutkan dengan membaca surat Al Fatihah dan surat dari Al quran
- Kemudian ruku’ kembali (ruku’ kedua)
- Kemudian bangkit dari ruku’ (i’tidal).
- Kemudian sujud yang panjangnya sebagaimana ruku’, lalu duduk di antara dua sujud kemudian sujud kembali.
- Kemudian bangkit dari sujud lalu mengerjakan raka’at kedua sebagaimana raka’at pertama
- Salam
- Memastikan terjadinya gerhana bulan atau matahari terlebih dahulu,
- Shalat gerhana dilakukan hanya saat gerhana sedang terjadi,
- Suci dari hadats (besar dan kecil) dan berwudhu sebelum shalat sebagaimana biasanya ketika akan shalat,
- Sebelum shalat, jamaah dapat diingatkan dengan ungkapan: ”Ash-shalatu jaami’ah”,
- Shalat gerhana dilakukan sebanyak dua rakaat,
- Setiap rakaat terdiri dari dua kali qiyam (berdiri), dua pembacaan Fatihah, dua ruku, dua i’tidal, dan dua sujud,
- Pada rakaat pertama, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Demikian pula pada rakaat kedua, bacaan surat pertama lebih panjang daripada surat kedua. Misalnya rakaat pertama membaca surat Yasin (36) dan ar-Rahman (55), lalu raka’at kedua membaca al-Waqiah (56) dan al-Mulk (78).
- Setelah sholat disunahkan untuk berkhutbah.
- Niat Shalat gerhana bulan :
COMMENTS