Kiri ke kanan: Lenni, Hindun, Siti, Chris Rafferty (yang menemani para peserta selama di Melbourne), Yanuardi, dan Ahmad. Lima p...
![]() | |
|
Lima pemuda Muslim asal Indonesia berkunjung ke Australia melalui Program Pertukaran Muslim Australia Indonesia tahun ini. Selama dua pekan, mereka akan melihat kehidupan warga Muslim yang minoritas di Australia.
Lima peserta dari Australia Indonesia Muslim Exchange Program
2015 telah tiba di Melbourne. Kelima peserta tersebut adalah Ahmad Saifulloh,
dosen di Universitas Gontor Darussalam di Ponorogo (Jatim), Hindun Anisah, guru
dari Pesantren Ahlus Sunnah wal-Jama'ah Hasyim Asy'ari di Jepara (Jateng); dan
Lenni Lestari, dosen dari Fakultas Pendidikan di Institut Pendidikan Tinggi
Islam Zawiyah Cot Kala di Langsa, Aceh.
Kemudian Siti Rohmantin Fitriani, yang aktif sebagai trainer
di urusan sosial Kementrian Pendidikan di Jayapura, Papua, serta Yanuardi
Syukur, dosen antropologi di Universitas Khairun, Ternate, Maluku Utara yang
sudah menerbitkan lebih dari 30 buku.
Kunjungan kelima peserta ini untuk melihat bagaimana Muslim
di Australia, yang menjadi minoritas dengan hanya berjumlah kurang dari dua
persen dari total jumlah penduduk Australia.
Salah satu kegiatan yang dilakukan keenam peserta ini adalah
mengunjungi kantor ABC Melbourne, yang berada di kawasan Southbank.
Dalam kunjungannya tersebut, mereka berkesempatan mengadakan
diskusi dengan tim dari Australia Plus dan Margaret Coffey dari Radio National.
Coffey adalah produser yang banyak membuat cerita soal agama, teologi dan
kepercayaan.
"Saya tertarik untuk melihat bagaimana hubungan
historis yang pernah terjalin antara para nelayan asal Makasar dengan suku
Aborigin sebelum negara Australia terbentuk," ujar Yanuardi Syukur yang
pernah menulis biografi dari tokoh ternama seperti Anies Baswedan dan Hidayat
Nur Wahid.
Sementara itu Hindun Anisah, yang telah banyak mengamati
masalah hak-hak perempuan ingin melihat seperti apa kehidupan warga Australia
yang beragama Islam.
"Jadi bukan ingin melihat kehidupan Muslim di
Australia, tetapi bagaimana warga Australia yang beragama Islam memandang
antara nilai-nilai yang berlaku di Australia dengan nilai-nilai Islam,"
jelas Hindun.
![]() |
| Para peserta pertukaran Muslim berkunjung ke Asia Pacific News Centre ABC, bersama Iskhandar Razak (kiri) dan Gus Goswell (ketiga dari kiri) |
Para peserta pertukaran Muslim ini pun akan bertemu dengan
sejumlah tokoh Muslim ternama asal Australia, termasuk cendikiawan Islam,
Abdullah Saeed dari University of Melbourne. Mereka pun akan mengunjungi Museum
Islam pertama di Australia, yang berada di Melbourne.
Sumber : Australia Plus dan ABC


COMMENTS