Orang yang tawakal adalah orang berserah diri kepada Alloh Swt. dengan segenap keyakinan bahwa Alloh adalah Yang Menguasai segala sesuat...
Orang yang tawakal adalah orang berserah diri kepada Alloh Swt. dengan segenap keyakinan bahwa Alloh adalah Yang Menguasai segala sesuatu, kemudian mengiringinya dengan ikhtiar yang maksimal.
Sebagai makhluk Alloh Swt., kita wajib bertawakal
kepada-Nya. Karena hanya orang yang tawakal kepada Alloh yang akan dicukupi
setiap kebutuhannya oleh Alloh Swt. Namun, jangan salah kaprah memahami arti
tawakal. Jangan sampai seperti orang yang ingin hidup sejahtera tapi
aktifitasnya hanya tidur saja, kemudian dia berdalih, “Ah kuda nil juga
kerjaannya hanya berendam tapi gemuk-gemuk.” Tawakal bukanlah demikian.
Dalam tawakal, ada tiga tahapan yang perlu kita penuhi.
Tahap pertama, belajar tentang asma Alloh Swt. Dengan
belajar mengenai nama-nama atau asma Alloh, maka kita akan semakin mengenal
Alloh, akan semakin dekat dengan Alloh. Kita akan semakin mengerti tentang
siapa Pencipta kita, siapa Pemberi Rezeki kita. Mengenal adalah gerbang pertama
yang akan mengantarkan kita kemudian pada derajat yakin.
Tahap kedua, belajar menyempurnakan ikhtiar. Jangan
dulu melompat kepada tahap keyakinan. Ikatlah dahulu tali unta, atau kuncilah
dahulu kendaraan kita dengan benar, baru bertawakal kepada Alloh Swt.
Jadi jangan sampai kita merasa tahu kepada Alloh Swt.
kemudian langsung saja kita yakin bahwa Alloh akan memenuhi kebutuhan kita.
Sebagai contoh, ada seorang pemuda tidak melakukan pekerjaan apapun selain
santai saja atau bermalas-malasan saja. Saat dia ditanya, “Mengapa kamu tidak
bekerja?” Lantas dia menjawab, “Saya yakin Alloh Maha Memberi Rezeki, pasti
saya akan dapat rezeki!”
Jawaban pemuda ini sekilas nampak benar, tapi salah. Pemuda
ini belum sampai mengenal Alloh, dia baru sebatas tahu bahwa Alloh Maha Menolong.
Kalau pemuda ini mengenal Alloh, dia pasti akan mengerti siapa saja dan seperti
apa saja orang yang akan ditolong oleh Alloh Swt.
Maka, penting untuk menyempurnakan ikhtiar; menyempurnakan
belajar, menyempurnakan berobat dan lainnya. Jangan dulu menyerahkan segalanya
kepada Alloh, sebelum melalui tahapan ini.
Rosululloh Saw. bersabda, “Jika kalian bertawakal kepada Alloh dengan tawakal yang sebenar-benarnya, niscaya Alloh akan memberikan rezeki kepada kalian sebagaimana Alloh memberi rezeki kepada seekor burung, di pagi hari dia pergi dalam keadaan lapar dan di sore hari dia pulang dalam keadaan kenyang.” (HR. Ahmad)
Saudaraku, dalam hadits ini kita melihat burung itu tidaklah
diam. Dia terbang menjemput rezeki Alloh yang dia pun belum tahu ada di mana
rezeki tersebut. Ini memperlihatkan bahwa memaksimalkan ikhtiar adalah bagian
penting dari tawakal. Jangan sampai yakin kita kepada Alloh hanya menjadi
tempat kita bersembunyi dari kemalasan kita.
Tahap ketiga, mantapkan tauhiid di hati. Setelah kita mengenal
Alloh melalui asma-Nya, kemudian menyempurnakan ikhtiar kita sebagai bentuk
ibadah kepada-Nya, maka tahap selanjutnya adalah memantapkan di dalam hati
bahwa tiada yang kuasa menolong kita kecuali Alloh semata. Setelah upaya yang
kita lakukan dengan maksimal, maka janganlah bergantung kepada atasan, jangan
bergantung kepada orangtua, jangan bergantung kepada makhluk, karena mereka
semua hanyalah perantara. Bergantunglah hanya kepada Alloh Swt.
By AA Gym
COMMENTS