Staffing kader (penempatan) kader dalam sebuah organisasi sangatlah berpengaruh besar dalam organisasi tersebut. Karena kader inilah yang...
Staffing kader (penempatan) kader
dalam sebuah organisasi sangatlah berpengaruh besar dalam organisasi tersebut.
Karena kader inilah yang nantinya akan bergerak dan menggerakkan keberhasilan
dan kekompakan dalam organisasi tersebut. Jika dalam penempatan itu salah
posisi, maka keberlangsungan / gerak langkah organisasi tersebut bisa bisa
menjadi jalan di tempat, dan yang lebih fatal lagi organisasi tidak jalan
karena ditiggalkan kader. Kader tidak aktif, kader tidak mau tahu lagi tentang
organisasi tersebut.
Kasus:
Ada sebuah agenda Open recruitmen
Mahasiswa Baru. Dalam mempersiapkan agenda tersebut, elemen yang paling
dibutuhkan adalah susunan kepanitiaan. Ada sebuah pengalaman, seorang kader
yang salah posisi dalam penempatan kepanitiaan. Dalam kepanitiaan tersebut, si
kader mendapat posisi sebagai Penanggung Jawab sie humas dan publikasi.
Jobdesk dari humas dan publikasi antara
lain adalah legalisasi surat menyurat, pembuatan pamflet, serta MMT. Apa yang terjadi??
Si kader ini kalang kabut bukan main, karena dia merasa ditempatkan pada posisi
yang bukan bakat dan minatnya. Anggotanya yang lain ada, namun yang lebih parah
lagi mayoritas anggota dalam seksi tersebut tidak bisa desain. Apa akibatnya??
Publikasi acara molor. Terhitung satu minggu sebelum hari H, pamflet belum siap
di pasang. Padahal antusiasme Mahasiswa baru untuk ikut agenda tersebut sangat
besar.
Dari contoh kasus diatas, kita
memang perlu memperhatikan yang namanya Staffing kader (penempatan) kader
dengan sesuai. Kader dengan peran yang diberikan ibarat tumbuhan dengan
habitatnya. Dimana kaktus hanya bisa hidup di padang pasir dan rumput laut
hanya bisa hidup di laut. Begitu pula kader, seorang kader akan bisa
berperforma dengan baik jika ia ditempatkan di tempat sesuai potensi dan minat
yang ia miliki.
Kepahaman pemimpin akan kadernya
sangat diperlukan dalam menyelesaikan hal ini. Seorang pemimpin disini atau
setidaknya koordinator manajemen SDM dituntut untuk mengetahui apa yang kader
senangi dan lingkungan dakwah mana yang membuat dirinya menjadi lebih
bermanfaat dan produktif. Terkadang kader akan lebih banyak berkarya jika ia
senang dengan apa yang ia kerjakan dan nyaman dengan lingkungan tempat ia
berdakwah. Ada kader yang senang membahas sesuatu yang dalam lingkup makro ( kampus
) ada pula kader yang senang tuk membahas dalam lingkup mikro ( program studi
). Dengan mengetahui apa yang menjadi minat kader, maka permasalahan ini akan
selesai dengan mengembalikan ke minat dan potensi kader itu sendiri.
Ada beberapa cara yang mungkin
ini juga bisa membantu dalam mengetahui kader, yaitu adanya Assesment tiap
kader/disc profile test. Tujuan daripada assesment/disc profile test adalah
untuk mengetahui lebih dalam tentang pribadi / karakter kader yang ada
sekarang. Data hasil test inilah yang nantinya bisa kita pakai dalam
penempatan/staffing kepanitiaan / penempatan amanah dalam organisasi. Cara lain
adalah pendekatan secara individual. Pendekatan disini dimaksudkan untuk lebih
dekat dan mengetahui karakter kader. Mungkin ini lebih efisien dalam mengetahui
sifat kader dalam organisasi.
Wisma 87, 20 September 2013 00:21

COMMENTS