Minggu(21/4) - Cuaca semarang siang ini begitu terik menggigit kulit. Seperti di kawasan gurun yang luas. Hanya pembedanya disini masih ...
Minggu(21/4) - Cuaca semarang siang ini begitu
terik menggigit kulit. Seperti di kawasan gurun yang luas. Hanya pembedanya
disini masih banyak pohon pohon yang menjulang, rumah rumah rapi berjejer. Tikus
tikus berlarian.lalu lalang sepeda motor yang sambung menyambung. Siang ini,
tepat pukul 13.11 mencoba merangkai kata. Kata yang dari kemarin terabaikan dan
terbengkalai seolah tak ada yang ‘meruwat’. Sungguh kasihan. Dengan senandung instrumental yang begitu
lembut akhirnya kata berpadu satu dengan yang lain sehingga menjadi sebuah
kalimat. Kalimat yang berjejer rapat, layaknya shaf shalat menghantarkan sebuah
paragraf utuh dan berhasil menjadi sebuah cerita yang tak tau ada makna yang
terkandung atau tidak. Biarlah otak dan pencetan pencetan jari tangan pada keyboard yang akan meramu itu
semua.
Hari ini, kurasakan betul betapa belum produktifnya waktu yang merangkulku. Belum ada sebuah gerakan perubahan yang bisa menumbuhkan semangat itu. Dari kemarin, schedule maupun deadline sudah tertulis rapi diatas kertas. Namun entah apa yang bisa menggagalkan misi ini. Malas masalan, mungkin satu penyebab nya. Tiap hari tak ada bedanya. Semangat hanya diangan. Namun ketika ingin mengerjakan. Pun sudah didepan dan duduk bersilah didepan laptop, namun hasil bukanlah “kerja “ yang didapat, namun hanya sebatas scroll atas ke bawah menjadi penikmat status status di beranda facebook. Apalagi jika status itu menarik, betah berjam jam mantengin hingga kadang tak terasa waktu sudah membunuh. Hilang tanpa guna.
Hari ini, kurasakan betul betapa belum produktifnya waktu yang merangkulku. Belum ada sebuah gerakan perubahan yang bisa menumbuhkan semangat itu. Dari kemarin, schedule maupun deadline sudah tertulis rapi diatas kertas. Namun entah apa yang bisa menggagalkan misi ini. Malas masalan, mungkin satu penyebab nya. Tiap hari tak ada bedanya. Semangat hanya diangan. Namun ketika ingin mengerjakan. Pun sudah didepan dan duduk bersilah didepan laptop, namun hasil bukanlah “kerja “ yang didapat, namun hanya sebatas scroll atas ke bawah menjadi penikmat status status di beranda facebook. Apalagi jika status itu menarik, betah berjam jam mantengin hingga kadang tak terasa waktu sudah membunuh. Hilang tanpa guna.
Yaa Allaah, apakah ini potret
muslim yang sebenarnya?. Bermalas malasan diatas kasur. Lapar tinggall ke
warteg. Uang habis tinngal telpon keluarga, minta kiriman. Apaa?? Apaa ini
sebuah perjuangan yang patut di beri apresiasi? Tidak.Nol besar. Tidak ada
gairah bangkit dalam diri. Berubahlah,
hai diri. Ingat,jalan juang masih panjang. Manfaatkan waktu sebelum kamu
dimanfaatkan.
Mungkin hanya itu. Sebuah
dorongan dari jiwa untuk mengungkap betapa kesalnya diri ini. Kesal akan sikap
yang tak pernah menghargai waktu. Ku coba
googling mencari penyemangat untuk bangkit.. kutemukan ...
“Waktu adalah pedang jika kamu
tidak menebasnya ia akan menebasmu.”
“Ada dua nikmat yang manusia
sering dilalaikan (rugi) di dalamnya yaitu sehat dan waktu luang
(kesempatan)." (HR. Bukhari dan Ahmad dari Ibnu Abbas radliyallah 'anhuma”).
“wahai anak Adam, sesungguhnya
kamu adalah kumpulan dari hari-hari. Jika berlalu satu hari berlalu juga satu
bagian dari dirimu." Al Hasan Al
Bashri
“jangan sia-siakan waktu dengan
berleha-leha karena kaki kita belumlah menapak di surga. Setiap detik yang
berlalu dari kehidupan kita akan dilakukan perhitungan terhadapnya di sisi
Allah”.
Ayoo, semangat !!!!
Semarang, 21 April 2013

COMMENTS