“Tiada kemenangan tanpa adanya kekuatan,tiada kekuatan tanpa adanya persatuan, tiada persatuan tanpa adanya persaudaraan, tiada persaud...
“Tiada kemenangan tanpa adanya kekuatan,tiada kekuatan
tanpa adanya persatuan, tiada persatuan tanpa adanya persaudaraan, tiada
persaudaran tanpa adanya kebersamaan dan silaturahim”. (panglima besar jendral soedirman/pahlawan
nasional)
Dalam
perjalanan waktu selama dua tahun di Jazirah, begitu banyak yang saya dapat.
Banyak pembelajaran disana, entah itu dari amanah, syuro tiap pagi, dll. Semua
berjalan seiring waktu, dan tidak terasa sekarang sudah mencapai titik dua tahun. Dua tahun itulah, saya juga merasakan berbagai macam sebuah dinamika.
Dinamika dalam sebuah organisasi. Memang adalah sebuah keniscahyaan, menyatukan
beberapa kepala untuk mengrucut dalam satu pandangan memang tidak gampang.
Tidak segampang membalikkan telapak tangan. Entah itu telapak tangan sendiri
ataupun telapak tangannya oranglain. Yaa, Inilah salah satu tantangan dan akan
manis kala kita meninggalkannya.
Dalam
Jazirah, hal semacam itu pun ada. Sebagai contoh misalnya dalam Departemen yang
saya naungi, humas. Sebagai orang yang diamanahi menjadi kooordinator
departemen, saya merasakan betul bagaimana rasanya mengaktifkan dan “menggeret
geret” kader agar aktif. Yaah. Inilah, masalah klasik dalam organisasi.
Mengkaryakan kader dan memproduktifkan kader benar benar masih belum
terselesaikan.
Saya setuju
dengan orang yang berpendapat bahwa masalah internal dalam organisasi yang
perlu diperbaiki. Masalah internal, apa lingkupannya?? Banyak. Kader gak
aktif, kader kurang solid, kader mengabaikan amanah,koordinasi keder,
komunikasi kurang terjalin baik. Inilah yang perlu kita benahi. Dari hal kecil
ini akan berdampak dalam keberhasilan besar.
Menurut
ibnu kholdun “kemenangan terdapat dipihak
yang mempunyai solidaritas lebih kuat, anggota-anggotanya sanggup berjuang dan
bersedia mati guna kepentingan bersama”. Maka yang pertama harus dibangun
dalam sebuah organsiasi baik dakwah ataupun umum adalah masalah kebersamaan
(soliditas). Dengan adanya kebersamaan maka akan terjalin kesatuan hati dan
kesatuan emosi.
So, dari
sekarang mari kita mulai buka mata dan buka hati. Mari budayakan dalam organisasi apapun itu untuk membangun sebuah kebersamaan. Kontroling kader dalam bentuk evaluasi tiga
bulan sekali,misalnya mungkin menjadi salah satu solusi. Selain itu, buat
agenda agenda kreatif yang sejalan dengan era zaman sekarang ini. Memang kita
perlu duduk bersama, membicarakan bersama dalam upaya perbaikan diri, orang
lain, Jazirah dan Polines.
“Perumpamaan orang-orang Mukmin dalam hal
berkasih-sayang dan saling mencintai dan mengasihi di antara mereka adalah
seperti satu tubuh. Apabila salah satu anggota tubuh merasa sakit, maka seluruh
anggota tubuh yang lain turut merasa sakit dengan tidak bisa tidur dan demam”
(Mutafaq ‘alaih).
Oleh Sarifudin
-orang dhalim yang berusaha menjadi alim-

COMMENTS