Puasa adalah ibadah qolbiyah badaniyah ibadah yang penekanannya pada penekanan fisik dan kekuatan hati. Oleh karena penekanannya pada f...
Puasa adalah ibadah qolbiyah badaniyah ibadah yang penekanannya pada penekanan fisik dan kekuatan hati. Oleh karena penekanannya pada fisik dan kekuatan hati, maka harta tidak terlalu dominan untuk ibadah ini. Selain itu, puasa juga disebut ibadah siriah atau ibadah yang abstrak. Karena puasa sebagai ibadah yang abstrak, maka yang dipanggil untuk melaksanakannya sesuatu yang paling abstrak, yaitu iman. Dan tempat iman itu tidak lain adalah hati kita. Oleh karenanya dalam berbagai aspek yang ditimbulkan dari hasil ibadah puasa, kita melihat bagaimana ia membangun kelembutan hati, seperti :
1. Puasa melahirkan sifat jujur dan disiplin,
Ini merupakan hal yang fundamental. Kita bukan hanya memerlukan orang – orang cerdas, tapi juga memerlukan orang – orang yang jujur untuk membangun negeri ini. Bayangkan ketika kita akan shalat dzuhur, sebelum shalat kita pasti berwudhu, dan waktu berwudhu kita berkumur. Misalkan waktu berwudhu kita korupsi sedikit saja air kita minum, kita yakin jangankan KPK temen wudhu sebelah pun tidak akan tahu. Kenapa kita tidak mau melakukannya? Yaa, Karena merasakan kehadiran Allah dekat dalam hidup. Itulah sumber daya kontrol yang paling efektif dan itulah pusatnya kelembutan hati.
Imam Al Gazhali berkata bahwa, hati itu ibarat danau dan seluruh anggota panca indra adalah sungai – sungai yang bermuara ke danau. Kalau danaunya jernih, maka air yang mengalir ke seluruh sungai akan jernih”, dengan kata lain jika hati ini bersih maka tangan akan melakukan hal – hal yang bersih, kaki akan berjalan ke tempat yang bersih, mata akan memandang yang bersih, telinga akan mendengar yang bersih. Kelembutan akan melahirkan kejujuran, karena merasakan kehadiran Allah dalam hidup
2.Puasa melahirkan kesabaran
Dalam keadaan panas, lapar dan haus orang akan peka. Sedikit tersinggung, temperamental naik. Disitu, kita diajarkan “puasa adalah dinding/benteng. Apabila diantara kamu tengah berpuasa janganlah berkata kotor dan berlaku kasar”. Kalau ada orang mencaci maki atau mengajak berkelahi, hendaknya berkata “maaf, saya sedang berpuasa”. Kelembutan yang tumbuh dalam sebuah kondisi ketika orang sedang lapar dan haus, maka kepribadiannya akan terjaga oleh nilai ibadah puasa yang dilakukannya.
Dalam rangkaian melembutkan hati, para sufi menetapkan dengan tiga tahap : Takhalli, Tahalli, dan Tajalli. Takhalli, sebagai tahap pertama dalam mengurus hati, berarti mengosongkan jiwa dari sifat-sifat buruk, seperti: sombong, dengki, iri, cinta dunia, riya’, dan sebagainya. Tahalli berarti menghiasi jiwa dengan sifat-sifat mulia, seperti: kejujuran, kasih sayang, tolong menolong sabar, ikhlas, dan sebagainya. Setelah menempuh takhalli dan tahalli, sampailah para pengamal tasawuf kepada maqam tajalli. Menurut bahasa, tajalli berarti pernyataan atau penampakkan. Sedangkan menurut istilah, tajalli adalah terbukanya tabir yang menghalangi hamba dengan Tuhan sehingga hamba menyaksikan tanda-tanda kekuasaan-Nya.
Sumber : Ceramah KH. Zainuddin MZ.
COMMENTS